Ustadz Al-Ikhlash Ikuti The 43rd Thailand TESOL International Conference
Kader Ponpes Al-Ikhlash, Ust. Maulana Rizki, M.Pd berkesempatan menjadi paralel speaker pada the 43rd Thailand TESOL International Conference yang diselenggarakan di Chiang Mai, Thailand, 26-27 Januari 2024. Even serupa juga pernah diikuti oleh kader lainnya yaitu Ustadzah Putri Harum di tahun sebelumnya.
Kali ini, Ust. Maulana Rizki, M.Pd mempresentasikan judul “How Pesantren English Teachers foster Critical Thinking in Classroom Context.” Dalam penelitiannya, beliau mengekplorasi strategi dan pendekatan apa yang digunakan guru dalam pengajaran bahasa Inggris dalam mempromosikan kemampuan berfikir kritis santri.
Penelitian ini dilakukan di 3 Pesantren di Indonesia, yang melibatkan 4 guru Bahasa Inggris dan 86 santri. Metode yang digunakan ialah Kualitatif Deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada lima yaitu wawancara, observasi, angket, FGD, dan analisis dokumen. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mendukung data yang diperoleh dari para partisipan.
Hasilnya, keempat guru tersebut menggunakan strategi dan pendekatan yang bervariasi dalam mempromosikan kemampuan berfikir kritis santri pada konteks pembelajaran Bahasa Inggris di dalam kelas. Yaitu, Interactive activities, questioning, Spoken or oral inquiries, assignments, Adopting Bloom’s Taxonomy, and discussion.
Lebih lanjut, ditemukan pula bahwa guru pesantren terbukti mampu memilih strategi yang dapat menstimulus santri dalam meningkatkan kemampuan mereka bukan hanya terbatas belajar tentang Bahasa Inggrisnya saja tapi melalui Bahasa itulah santri dapat menunjukkan kemampuan kritisnya. Teori ini disebut Teaching English ABOUT and THROUGH LANGUAGE. Buktinya, ialah, pada penelitian ini, guru memotivasi dan mendorong santri untuk dapat melakukan hal berikut: analyze the points, apply to give reason and opion, to give argumentation, and create an essay. Pada akhirnya, kajian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana guru Bahasa Inggris di Pesantren dalam mempromosikan kemampuan berpikir kritis, cara menerapkannya dan mengatasi hambatannya, sehingga dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut.
Baca Juga:Pimpinan Pondok Ikuti Konferensi Internasional Bahasa Arab di Syarjah UEA
