• Wejangan
  • Rahasia di balik seruan “ Hai Orang-orang yang beriman”

Rahasia di balik seruan “ Hai Orang-orang yang beriman”

  • Rabu, 29 Maret 2023
  • 3,020 views
Rahasia di balik seruan “ Hai Orang-orang yang beriman”

Anjuran untuk berpuasa Ramdhan diawali dengan يَا أَيُّهَا الذين آمَنُوا  Hai orang-orang yang beriman! 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [البقرة: 183

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. QS.2: 183.

Dalam perintah untuk puasa ini Allah SWT menyampaikan bahwa perintah puasa bukanlah hal yang baru, karena umat para nabi terdahulu juga diperintahkan untuk berpuasa, tujuan pengungkapan persamaan perintah tersebut untuk untuk memberikan perhatian khusus terhadap perintah puasa ini, bahwa perintah tersebut sampaikan juga kepada para pengikut Nabi terdahulu dan tentunya mengisyaratkan bahwa ibadah puasa menuai pahala yang banyak serta kemaslahatan yang berkelanjutan setiap masa.

Selain itu untuk memberi semangat kepada kaum muslimin bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang berat, tapi suatu yang mudah dan bisa dilaksanakan. Dan kaum muslimin harus lebih kuat dalam menjalankannya melebihi kekuatan kaum sebelumnya dengan statusnya sebagai umat terbaik.

Manfaat lain dengan persamaan perintah tersebut, menunjukkan bahwa ibadah puasa itu mudah dilaksanakan, karena sesuatu yang tampak berat, akan dirasakan mudah jika diketahui bahwa ada orang lain yang dapat melakukannya.

Adapun hikmah melaksanakan ibadah puasa untuk mencapai derajat takwa dan takut kepada Allah. Sehingga pelakunya bisa menggapai rida Allah SWT serta meninggikan derajat pelakunya yang benar-benar melaksanakan puasa sebagaimana mestinya.  Rasulullah SAW bersabda  الصوم جنة artinya puasa itu penjagaan, karena puasa itu menjaga diri dari tindakan maksiat, menjaga diri dari azab akhirat, dan menjaga diri dari berbagai penyebab penyakit yang timbul karena berlebihan dalam mengonsumsi berbagai makanan dan minuman.

Adapun perintah puasa dan perintah-perintah lain yang disyariatkan oleh Allah dengan terlebih dahulu diawali seruan Yā ayyuhal-lażīna āmanū memiliki kandungan makna yang mendalam, seruan khusus untuk orang-orang yang beriman ini disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 89 kali. Menurut para ahli bahwa sebutan Yā ayyuhal-lażīna āmanū merupakan panggilan istimewa yang membedakan mereka dari kelompok lain. Seruan yang mengikatkan mereka dengan Tuhan dan Nabi mereka, sehingga dengan seruan itu mereka memiliki hasrat yang kuat untuk merespons dan menjawab panggilan tersebut, demikian menurut Sayyid Qutb.

Hal ini juga salah satu bentuk keindahan gaya bahasa dari ayat tersebut, Menurut al-Shabûniy  dalam Shafwatu at-Tafâsir bahwa menyeru dengan seruan agar mereka berpaling menghadap penyerunya, dengan sebutan orang-orang beriman, untuk mengingatkan mereka bahwa iman itu mengharuskan pemiliknya untuk menerima perintah dan larangan dengan ketaatan yang baik dan melaksanakannya.

Para ahli menyebutkan bahwa panggilan hai orang-orang beriman, berarti penghormatan, penghormatan bagi orang beriman bahwa Tuhan semesta alam  menyampaikan seruan kepada mereka, menyampaikan seruan kepada mereka yang berarti, hai hamba-Ku, hai hamba-Ku yang beriman, seruan tersebut berlaku bagi semuanya baik laki-laki maupun perempuan. 

Ada perbedaan antara sebutan Orang yang beriman dengan orang beriman. Kalau orang yang beriman baru menunjukkan berlaku beriman, dan masih ada sisa-sisa kelalaian, tapi kalau sebutan orang beriman, keimanannya sudah mantap. Tapi walaupun demikian penghormatan dengan sebutan beriman itu merupakan pengenalan diri mereka dengan sifat yang baik (pengakuan) akan keimanan mereka.

Ada beberapa makna yang dipetik dari sebutan orang-orang yang beriman:

Bahwa sebutan tersebut berlaku umum, berarti seruan dekat maupun jauh, artinya apakah ang diseru itu jaraknya jauh dari yang menyeru atau dekat. Selanjutnya untuk mengingatkan yang diseru bahwa keimanan mereka memiliki konsekuensi dan keharusan dari iman mereka, serta mendorong  mereka untuk menerima dan menaatinya. Kemudian menunjuk bahwa  keimanan  yang diseru masih harus ditingkatkan, sehingga masih perlu anjuran dan larangan untuk menyempurnakan imannya. Seruan tersebut juga  berarti penghargaan dan penghormatan, bahwa mereka terkoneksi dengan Allah secara langsung, sehingga seruannya juga langsung dari Allah kepada mereka. Dengan kata lain bahwa panggilan dengan menggunakan “hai orang-orang yang beriman” adalah bentuk pengakuan dan penghargaan atas keimanan mereka.

Demikian besar kasih sayang Allah SWT terhadap kita sebagai hambanya, sehingga mendapat seruan khusus dan penghargaan yang sangat tinggi yang  senantiasa disebutkan sebelum menganjurkan berbagai kebaikan dan syariat yang patut dilaksanakan untuk kebaikan kita.  Sebagai wujud dari keimanan kita semoga kita bisa menghargai pengakuan Allah SWT atas keimanan kita tersebut dengan ketaatan yang semestinya, lâ haul awa lâ quwata illa billah.