Cara Mencari Ilmu: Nyantri
Adab Pelajar
- Membersihkan jiwa dari akhlak dan sifat tercela: karena agama dibangun atas dasar kebersihan, boleh jadi orang yang berakhlak tercela sepertinya banyak ilmunya, tapi ketahuilah itu bukan ilmu, itu hanya kata-kata dan hasil apa yang didengarnya, bukan ilmu yang sebenarnya. Ingatlah bahwa perbuatan maksiat dan akhlak buruk itu bagaikan racun yang mematikan, maka sering kali orang tampak berilmu tapi tidak bermanfaat ilmunya bahkan membahayakan banyak orang. Menurut Ibnu Mas’ud: Bukanlah ilmu dengan banyaknya meriwayatkan, tapi ilmu adalah cahaya yang menyinari hati. Serorang alim mengatakan: aku mempelajari ilmu tidak diniatkan karena Allah, ilmu itu menolak untuk dipelajari kecuali dengan niat karena Allah. Ilmu itu menolak kita dan tidak mau menerima kita. Kita tidak bisa membuka ilmu yang sebenarnya, kita hanya bisa mencapai pada tataran kata-kata dan pernyataan saja.
- Mengurangi kesibukan dengan pekerjaan dunia, jadi mencari ilmu itu harus fokus belajar, tidak memikirkan yang lain, pergi jauh meninggalkan keluarga dan kampung halaman, krena berada disekitar keluarga dan kampung halaman akan membuat anda sibuk dengan memikirkan urusannya.
- Tidak beerlaku sombong terhadap ilmu (tidak merasa lebih menguasai) dan terhadap guru, apalagi merasa berkuasa terhadap gurunya, tapi harus percaya penuh atas segala aturan dari guru serta menerima nasehatya sebagaimana orang sakit menerima nasihat dokter, serta harus tawadlu (rendah hati) terhadap gurunya. Ilmu akan lari dari pemuda yang tinggi hati, bagaikan air bah yang lari dari tempat yang tinggi. Ilmu hanya akan didapat dengan tawadlu dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
- Bagi pemula, pencari limu agar menghindari perbedaan pendapat yang beredar di masyarakat. Karena akan membuatnya bimbang dan ragu, tapi harus fokus mengikuti arahan gurunya terelebih dahulu, jika sudah menguasai yang dipelajarinya baru menambah wawasan dengan melihat berbagai aliran atau mazhab yang ada.
- Mempelajari ilmu secara bertahap, mulai dari yang paling penting terlebih dahulu, sehingga bisa mencapai ilmu yang penting dan terbaik sesuai kebutuhan, jika tidak sempat menguasasi banyak ilmu pun sudah dapat yang pentingnya.