• News
  • Berbasis Kejujuran Siswa/I Akhir TMI Hadapi Ujian Tahriri (Tulis)

Berbasis Kejujuran Siswa/I Akhir TMI Hadapi Ujian Tahriri (Tulis)

  • Senin, 4 April 2022
  • 144 views
Berbasis Kejujuran Siswa/I Akhir TMI Hadapi Ujian Tahriri (Tulis)

Rep: Siti Nursamawati /Red: Mamat R

Al-Ikhlash – Pada Hari Senin tanggal 04 s/d Hari Kamis, 14 April 2022 M. Yang bertepatan dengan tanggal 02 s/d 12 Ramadhan 1443 H. Santri/santriwati kelas VI TMI (Tarbiyyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah) Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash, Ciawilor, Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, melaksanakan Ujian Tahriri Gelombang 2. Ujian dilaksanakan pukul 07.00-08.30 (jam pertama) – istirahat – pukul 09.00-10.30 (jam kedua) – istirahat – kemudian dilanjutkan pukul 11.00-12.30 (jam terakhir) di gedung pertemuan (Aula). Proses pelaksanaan ujian tersebut berjalan lancar tanpa adanya hambatan. Para santri/santriwati tingkat akhir sangat antusias menghadapi ujian tersebut, hal ini terbukti dari semangat dan kegigihan mereka yang senantiasa membawa buku  dari pagi hari hingga larut malam. Pelataran asrama, sudut aula, sudut masjid, sudut mushala GTD (Gedung Tiga Dasawarsa) pun menjadi tempat-tempat istimewa untuk belajar.

Waktu melaju begitu cepat hingga tiba di Ujian Tahriri Nihai (Ujian Tulis Akhir) setelah rentetan ujian-ujian sebelumnya yaitu Ujian Gelombang 1, Ujian Praktek Mengajar (Amaliyah Tadris) dan Ujian Syafahi (Ujian Lisan). Ujian ini menjadi tolak ukur pendidikan dan pembelajaran sejauh mana penguasaan ilmu dan pemahaman yang telah dikuasai oleh santri/santriwati selama mondok di Pesantren. Santri/santriwati tidak hanya diuji aspek intelektualitas tetapi juga mencakup aspek mental. Tidak ada kata contek-mencontek, sehingga menuntut para santri dan asatidz untuk selalu jujur dan bersungguh-sungguh, karena kejujuran adalah modal utama dalam segala hal. Ujian tersebut bertujuan untuk mendidik para santri/santriwati agar lebih mencintai pelajaran yang sudah dipelajari, senang belajar dan belajar dengan senang serta menanamkan mindset (pola pikir) yang selalu diterapkan pada diri santri bahwa ujian adalah untuk belajar bukan belajar untuk ujian.

Peserta ujian tersebut diikuti oleh 48 santri-santriwati terdiri dari 35 putra dan 13 putri, serta Asatidz yang menjadi pengawas ujian terdiri dari 13 Ustadz dan 9 Ustadzah. Adapun mata pelajaran yang diujikan adalah sebagi berikut: Al-Insya, At-Tarbiyah, Al-Hadits, Ilmu Mantiq, B. Indonesia, T. Hadoroh, Composation, Kimia, U. Qur’an, Ilmu Tauhid, Biologi, Muthola’ah, Fisika, Mustholahul Hadits, U. Fiqh, T.A Lughoh, Balaghoh, Matematika, English, Grammar, Ayatul Ahkam, Tafsir, Fiqih, Ilmu Nahwi dan Kepondok Modernan.