5 Janji Allah dalam Al-Qur’an
Khutbah Ini disampaikan oleh Ust. Imam Muttaqiin, Lc
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْفُرْقَانَ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذَيِرًا. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرْ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نُوْرِ الْأَنْوَارْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَطْهَارْ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَآأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا
يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Marilah kita senantiasa berupaya untuk selalu meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT, dengan berusaha untuk terus menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagai salah satu bentuk ibadah dan penghambaan kita kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT telah dengan sangat jelas menyebutkan tujuan penciptaan kita didunia ini dalam firmannya:
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Yang artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku (QS. Adz Dzariyat: 56).
Salah satu usaha yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan ketaqwaan kita adalah dengan berpuasa, terutama berpuasa dibulan Ramadhan. Karena sejatinya diwajibkannya puasa atas kita, tidak lain adalah agar kita bisa menjadi hamba-Nya yang bertaqwa.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah,
Alhamdulillah, kita telah memasuki fase kedua dari bulan ini, yaitu sepuluh hari kedua di bulan Ramadhan. Hari-hari ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi setiap orang yang beriman untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam konteks bulan Ramadhan, 10 hari kedua memiliki keutamaan yang istimewa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار
Artinya: Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.
Dari hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi ini, kita memahami bahwa 10 hari kedua di bulan Ramadhan adalah masa yang diisi dengan ampunan dan keberkahan. Inilah waktu yang sangat penting bagi kita untuk memperbanyak istighfar, bertaubat, dan memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan, Memperbanyak Dzikir dan Doa, Mengingat Allah SWT dengan dzikir dan memperbanyak doa memohon kebaikan dunia dan akhirat.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Sejalan dengan momen 10 hari kedua bulan Ramadhan ini, saya kira ada baiknya jika kita bersama-sama mengingat kembali 5 janji Allah dalam Al Qur’an tentang Syukur, Dzikir, Doa, Istighfar dan Beramal Shaleh. Dengan harapan akan menumbuhkan kembali semangat kita dalam beribadah, sehingga tidak menyia-nyiakan fase kedua yang berisikan magfirah ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa syukur, dzikir, doa, dan istighfar dalam Islam memiliki keutamaan tersendiri. Karena keempat hal ini merupakan bagian penting dari ibadah dan kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Janji Allah tentang Syukur:
Syukur merupakan ungkapan terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Dengan bersyukur, kita mengakui kebesaran-Nya dan memperkuat ikatan spiritual kita dengan-Nya. Dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan janjinya:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
(QS. Ibrahim: 7)
Dalam ayat ini Allah swt mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya. Bila mereka melaksanakannya, maka nikmat itu akan ditambah lagi oleh-Nya. Sebaliknya, Allah juga mengingatkan kepada mereka yang mengingkari nikmat-Nya, dan tidak mau bersyukur bahwa Dia akan menimpakan azab-Nya yang sangat pedih kepada mereka.
Mensyukuri rahmat Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, dengan ucapan yang setulus hati; kedua, diiringi dengan perbuatan, yaitu menggunakan rahmat tersebut untuk tujuan yang diridai-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat bukti nyata bagaimana Allah SWT menpati janjinya kepada orang yang selalu bersyukur atas ni’mat-Nya. Karena kita sendiri menyaksikan dimana orang-orang yang dermawan dan suka menginfakkan hartanya untuk kepentingan umum dan menolong orang, tak pernah kita lihat mereka jatuh miskin ataupun sengsara karena kedermawanannya. Bahkan, rezekinya senantiasa bertambah, kekayaannya makin meningkat, dan hidupnya bahagia, dicintai serta dihormati dalam pergaulan. Sebaliknya, orang-orang kaya yang kikir, atau suka menggunakan kekayaannya untuk hal-hal yang tidak diridai Allah, seperti judi atau memungut riba, maka kekayaannya tidak bertambah, bahkan lekas menyusut. Di samping itu, ia senantiasa dibenci dan dikutuk orang banyak, dan di akhirat memperoleh hukuman yang berat.
- Janji Allah Tentang Dzikir:
Dzikir adalah cara untuk mengingat Allah SWT dalam setiap aktivitas kita sehari-hari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhan dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya, seperti perumpamaan antara yang hidup dan yang mati.” (HR. Muslim). Dzikir membantu kita untuk tetap fokus pada-Nya dalam segala hal yang kita lakukan, dan menjadikan hati kita tenteram. Berkenaan dengan Dzikir ini, Allah SWT berfirman:
فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
Ayat diatas memperlihatkan bagaimana Allah SWT menyuruh kaum muslim untuk selalu mengingat-Nya, terutama atas semua kenikmatan yang mereka dapatkan dari-Nya, maka hendaklah kita selalu ingat kepada-Nya, baik melalui lisan kita, bisa dengan cara membaca tahmid (al-hamdulillah), tasbih (Subhanallah), atau dengan membaca Al-Qur’an. Atau mengingatnya melalui hati kita dengan selalu mengingat kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, maupun melalui fisik yaitu dengan menaati Allah. Karena Apabila kita selalu mengingat Allah, Allah pun akan selalu mengingat kita.
Jika kita sebagai seorang santri, sudah merasa senang dan bahagia ketika guru kita masih mengingat kita dari sekian banyak santri-santri lain yang diajarnya, padahal sudah bertahun tahun lamanya, atau bagaimana seorang anak yang berada diperantauan misalnya, bisa menangis bahagia ketika mendapat telpon dari orangtuanya, karena baginya itu berarti orangtuanya masih mengingatnya, maish memperhatikannya, begitu pula sebaliknya. Maka Tentu adalah sebuah kebahagiaan yang sangat besar, jika kita selaku hamba di ingat oleh Tuhannya, apalagi jika kita di ingat karena kebaikan atau ke shalehan kita.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
- Janji Allah Tentang Do’a:
Doa adalah sarana kita untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Doa adalah bentuk pengakuan kita atas ketergantungan kita kepada Allah SWT. Kita memohon petunjuk, perlindungan, dan rahmat-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Dalam Al-Qur’an Allah berjanji bahwa dia akan mengabulkan do’a jika kita berdo’a kepada-Nya
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.(QS. Ghafir: 60)
Pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia berdoa kepada-Nya. Jika mereka berdoa niscaya Dia akan memperkenankan doa itu. Doa itu sendiri adalah inti dari ibadah.
Diriwayatkan dari ‘aisyah, dia berkata, “Nabi saw ditanya orang, ‘Ibadah manakah yang paling utama? Beliau menjawab, ‘Doa seseorang untuk dirinya.” (HR. al-Bukhari)
Sungguh angkuh dan sombong orang-orang yang tidak pernah berdo’a kepada Allah, orang-orang yang merasa cukup bersandar dengan kemampuannya, sehingga merasa semua yang mereka hasilkan adalah hasil usahanya sendiri tanpa ada pertolongan dari tuhan. Ingatlah balasan bagi orang-orang seperti itu adaalah neraka Jahanam.
Ingatlah bahwa perintah atau ajakan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah adalah merupakan keniscayaan semata yang harus dilakukan oleh manusia. Karena sebenarnya disembah ataupun tidak, Allah tetaplah sebagai Pencipta alam semesta, Allah tetaplah Maha Kuasa. Ingat selalu bahwa kita yang membutuhkan Allah, dan tidak sekalipun Allah membutuhkan kita untuk menyembahnya.
- Janji Allah Tentang Istigfar:
Istighfar adalah pengakuan dosa dan kesalahan kita di hadapan Allah SWT, disertai dengan niat untuk tidak mengulangi dosa tersebut. Dengan istighfar, kita membersihkan diri dari dosa-dosa kita dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan hati yang suci. Berkenaan dengan Istigfar ini Allah berjanji:
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيهِمۡۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ
33. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (QS. A;-Anfal: 33)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud: “Demi Allah, aku bertaubat kepada-Nya dan memohon ampun kepada-Nya lebih dari seratus kali setiap harinya.” (HR. Abu Dawud)
Ayat diatas menjelaskan bagaimana Allah tidak akan memberikan adzab-Nya jika hambanya senantiasa beristigfar kepada-Nya. Sedangkan dari hadits diatas, kita juga melihat bagaimana Rasulullah, sebagai manusia yang sempurna, sebagai seorang Nabi yang ma’shum masih senatiasa beristigfar memohon ampun kepada Allah setiap hari, lalu bagaimana dengan kita?
- Janji Allah tentang Beramal Shaleh:
Surah An-Nahl Ayat 97 menjelaskan:
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(QS An Nahl: 97).
Dalam ayat ini Allah swt berjanji bahwa Dia benar-benar akan memberikan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia kepada hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengerjakan amal saleh yaitu segala amal yang sesuai petunjuk Al-Qur’an dan sunnah Rasul, sedang hati mereka penuh dengan keimanan.
Rasulullah bersabda: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup dan menerima dengan senang hati atas pemberian Allah. (Riwayat Ahmad)
Kehidupan bahagia dan sejahtera di dunia ini adalah suatu kehidupan di mana jiwa manusia memperoleh ketenangan dan kedamaian karena merasakan kelezatan iman dan kenikmatan keyakinan. Jiwanya penuh dengan kerinduan akan janji Allah, tetapi rela dan ikhlas menerima takdir. Jiwanya bebas dari perbudakan benda-benda duniawi, dan hanya tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mendapatkan limpahan cahaya dari-Nya.
Jiwanya selalu merasa puas terhadap segala yang diperuntukkan baginya, karena ia mengetahui bahwa rezeki yang diterimanya itu adalah hasil dari ketentuan Allah swt. Adapun di akhirat dia akan memperoleh balasan pahala yang besar dan paling baik dari Allah karena kebijaksanaan dan amal saleh yang telah diperbuatnya serta iman yang bersih yang mengisi jiwanya. Allah SWT menjanjikan kehidupan yang baik di dunia untuk siapa saja yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun. Kebahagiaan yang dimaksud ialah ketenangan jiwa karena merasakan kenikmatan iman.
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah
Momen-momen yang berharga seperti 10 hari kedua di bulan Ramadhan adalah kesempatan yang tidak boleh kita sia-siakan. Marilah kita manfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki diri kita sebagai hamba-Nya yang lemah dan tidak sempurna.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 53
۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Az-Zumar: 53)
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan keberkahan dalam menjalankan ibadah di 10 hari kedua bulan Ramadhan ini. Amin ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرءَانِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
الحمد لله، نَحْمَدُ اللهَ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ . أَمَّا بَعْدُ. أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ….
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمْؤُمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحاَجاَتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الِإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الِإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا أتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهْ! إِنَّ اللهَ يَعْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاۤءِ ذِي اْلقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمٍ يَّزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ