Ramadhan Musim Kebaikan
Oleh: M. Tata Taufik
Ramadhan musim kebaikan
Serta bimbingan untuk kesabaran dan mengurangi kesedihan
Ramadhan seruan yang ditunggu
Ramadhan tradisi yang sejati
Ramadhan makna yang terpancar
Ramdhan meriwayatkan sejarah kebahagiaan
Memberi makan karena kedermawanan
Menyambung kasih sayang untuk memberi
Ramdhan musim kebaikan
Senantiasa hadir ke mesjid untuk mencari
Ilmu agama menuju surga
Hidangan kebaikan menyatukan mereka
Serta membaca ayat-ayat suci
Dan menangis di malam hari
Senantiasa berdoa dalam sujud
Dengan hati yang jernih karena juhud
Dengan kerelaan mengharap keselamatan.
Ramadhan adalah rasa kejujuran
Di malam hari menjalankan ketaatan dengan tenang
Ia adalah kegembiraan karena kabar yang menyenangkan
Waktu yang terindah bagi muslim.
Maka selamat datang bulan sabit yang tampak
Untuk menerangi dunia dengan kebahagiaan
Bulan kesembilan telah menghampiri
Selamat datang duhai tamu
Ramadhan
Ramdhan Karim
Lirik di atas adalah terjemahan dari Ramdhan Mawasim Khaerat karya Yahya Bassal seorang musisi lahir pada tahun 1986 di Karlsruhe, Jerman. Dia adalah seorang penyanyi, penulis lagu, produser, dan komposer. Sejak Yahya masih muda, ia selalu memiliki ketertarikan pada nashid, lagu-lagu Islami, dan bermain perkusi. Arah gaya bermusik Yahya selalu sangat dipengaruhi oleh tradisi Islam dan tema sosial kontemporer, ia berusaha menyentuh hati pendengar dengan karyanya serta memotivasi pendengarnya kepada kebenaran. Yahya terus memanfaatkan lagu-lagunya sebagai sarana untuk bimbingan masyarakat pendengarnya.
Melalui lagu ini misalnya Bassal memberikan definisi bulan Ramadhan sebagai musim kebaikan, dengan demikian ia telah menuntun pendengarnya untuk memandang satu bulan itu sebagai musim. Dalam KBBI disebutkan bahwa musim di antaranya berarti bilangan waktu tertentu, bisa juga berarti masa saat terjadinya suatu peristiwa, atau kegiatan banyak terjadi. Jadi dengan menyebut musim kebaikan berarti Ramadhan adalah suatu masa ketika kegiatan kebaikan banyak dilakukan.
Selanjutnya para pendengarnya diarahkan untuk memahami musim ini sebagai bimbingan kesabaran dan bimbingan juga dalam rangka menghapus kesedihan. Ia menggambarkan bulan ini sebagai bulan yang berisi seruan dan anjuran yang ditunggu-tunggu setiap kaum muslimin, seperti seruan berpuasa, bersedekah, dan meningkatkan ketaatan serta menghidupkan malam hari dengan munajat dan doa. Dari bulan Ramadhan ini terbentuk tradisi asli kaum muslimin, tradisi yang penuh makna, dan tercatat langkah demi langkah, kegiatan demi kegiatan yang merupakan untaian kebahagiaan. Tradisi baik asli manusia itu dengan memberi makan orang lain atas dasar sikap kedermawanan, serta membangun silaturahmi untuk berbagi.
Tradisi berikutnya yang biasa dilaksanakan kaum muslimin adalah senantiasa pergi ke mesjid, menuntut ilmu agama, sehingga di bulan ini serempak semua kaum muslimin menyatu mengelilingi hidangan kebaikan dan membaca ayat suci al-Qur’an.
Selanjutnya digambarkan pula kegiatan menghidupkan malam Ramadhan seperti menangis di malam hari, senantiasa berdoa dalam sujud, kejernihan hati dan sikap juhud dilakukan secara suka rela untuk mengharap keselamatan, malam hari diisi dengan ibadah dengan tenang, sejalan dengan arahan liriknya Sunda karya Bah Dadeng dalam Papatong: Prak reureuh tina kariweuh prakmpasrah kanu Kawasa, artinya mulailah istirahat dari hiruk-pikuk dunia, dan berserah dirilah kepada yang Maha Kuasa. Semangatnya bahwa bulan ini adalah waktu terbaik bagi kaum muslimin yang diberikan oleh agamanya untuk mempertinggi ketaatan dan memperbaiki tingkah laku sesuai dengan tradisi yang dibangun sejak dahulu kala.
Semoga di bulan yang penuh berkah ini menjadi musim kebaikan untuk kita semua. Sambil menikmati alunan suara Yahya Bassal sebagai pengingat.