Mengenal Ujian Tulis Di Al-Ikhlash
Di Pondok Pesantren Modern Al-Ikhlash Ujian semester terdiri dari dua model ujian; lisan dan tulis, disebut imtihan syafahi atau syafawi dan imtihan tahriri.
Model evaluasi ini sudah berjalan berpuluh-puluh tahun yang lalu di Pesantren Modern, yang sekarang disebut sebagai pesantren dengan model Mu’alimin.
Tahapan ujian dimulai dengan pembentukan panitia ujian, pengarahan pembuatan soal, pengarahan penguji imthihan syafawi, kemudian pengarahan umum bagi santri tentang tata cara ujian syafahi, lalu pelaksanaan imtihan syafawi.
Setelah selesai ujian lisan tersebut dilanjutkan dengan langkah berikutnya, pengarahan bagi pengawas ujian tahriri. Pengarahan pengawas ini sangatlah penting dan menjadi budaya pesantren yang dibangun untuk menjaga wibawa ujian.
Para pengawas dibekali Teknik pengawasan yang sesuai standar yang ditetapkan lembaga; disampaikan mulai dari tanggungjawab kebersihan ruang ujian, pakaian pengawas, ketepatan waktu dan kehadiran pengawas dan ketentuan pengawasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan selama mengawas.
Hal yang mendapat penekanan dalam pengawasan, tidak kompromi dengan kecurangan, pengawasan yang ketat –seperti dengan melihat muka peserta ujian—serta memberi sangsi bagi pelaku kecurangan dalam ujian dan lainnya.
Semua rentetan kegiatan ujian itu betujuan untuk pendidikan; yakni pendidikan bagaimana cara menyelenggarakan ujian yang baik. Hal tersebut harus dilaksanakan karena harus ada kelebihan dalam ujian dan ujian itu harus memiliki wibawa.
Untuk siapa pendidikan ujian? Untuk guru supaya memiliki jiwa profesional, untuk sekolahnya agar ujiannya berwibawa, bagi santrinya juga agar tertanam pada diri mereka gambaran pelaksanaan ujian yang semestinya, sehingga mereka bisa menyikapi ujian dengan berbagai kesiapan dan persiapan, selanjutnya untuk wali santri, masyarakat, serta para pemangku kepentingan pendidikan.
Rangkaian berikunya pengarahan umum bagi santri, selanjutnya upacara pembukaan ujian tulis dilaksanakan di hari pertama ujian; berisi pengarahan dan motivasi bagi para santri.
Beberapa istilah yang dikembangkan dalam hal ujian natara laian:
- Ujian untuk belajar bukan belajar untuk ujian
- Ujian itu untuk membuat anak menemukan cara belajarnya masing-masing
- Dengan ujian seseorang bisa dihargai atau dihinakan.
- Wibawa Ujian.
- Harus siap diuji.
- Pendidikan mental terutama keberanian dan kejujuran serta percaya diri.
- Tinggalkan selain pelajaran.
- Menjadikan santri belajar, dan slogan-slogan lain yang sengaja dibuat untuk memotivasi belajar santri.
Ini semuanya adalah model penyelenggaraan ujian di pesantren dan ternyata sangat efektif dalam membina serta mengembankan suasana belajar dan menciptakan masyarakat belajar (learning society) bagi para santri.