• Khutbah Jumat
  • Pribadi yang Baik, Berkah bagi Diri Sendiri dan Orang Lain

Pribadi yang Baik, Berkah bagi Diri Sendiri dan Orang Lain

  • Senin, 6 Maret 2023
  • 1,394 view
Pribadi yang Baik, Berkah bagi Diri Sendiri dan Orang Lain

Khutbah Jumat disampaikan oleh Ust. Sugiyarto pada 17 Februari 2023M/26 Sya’ban 1444 H

الحمد لله الذي اصطفى لنا خير دين، وجعلنا مسلمين، نحمده تعالى ونشكره، ونستعينه ونستهديه ونستغفره، ونشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ولي المؤمنين، ونشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبد الله ورسوله الأمين، وقدوة الخلق إلى مرضاة رب العالمين، صلوات الله وسلامه عليه وعلى آله وصحبه من الأنصار والمهاجرين، وعلى تابعيهم بإحسان إلى يوم الدين.
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا. يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما.

Hadirin Jamaah Jumat yang Allah Muliakan


Islam adalah agama yang diturunkan Allah dengan mengemban misi rahmatan lil aalamin (pembawa rahmat bagi seluruh makhluk di alam semesta). Dalam ajaran Islam diajarkan bahwa seorang muslim harus mendedikasikan dirinya untuk senantiasa berbuat baik dan kasih sayang antarsesama. Islam selalu mendambakan kehidupan sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Nabi Muhammad SAW mengingatkan setiap muslim agar membuktikan keimanan dengan perbuatan. Muslim yang baik adalah yang hatinya terbuka untuk segala kebajikan. Alur kehidupan menurut Islam bukanlah perebutan rezeki dan pengaruh. Bukan penindasan dan eksploitasi yang kuat dan lemah. Bukan pertentangan yang kaya dengan yang miskin. Dalam hidup yang singkat ini kita harus menanamkan kebajikan (amal shaleh) yang dapat mengantarkan kita pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Islam mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab dalam masyarakat dan bersifat asasi. Masyarakat bukan sekadar kerumunan manusia yang tanpa ikatan apapun atau tanpa norma yang standar. Di kala ikatan masyarakat sudah putus maka masyarakat akan menemui kerusakan disebabkan pribadi-pribadi yang berbuat semaunya saja.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Prof. Dr. Ahmad Syalaby, dalam bukunya Masyarakat Islam, mengemukakan prinsip sosial dalam Islam untuk membangun masyarakat yang berakhlak mulia. Prinsip-prinsip demikian sekaligus memberi gambaran potret kesalehan sosial seorang muslim. Prinsip tersebut ialah:

  1. Seorang muslim tidak boleh memandang hina kepada orang lain;
  2. Seorang muslim tidak boleh berburuk sangka dan tidak boleh mengintai-intai kesalahan orang;
  3. Islam menyeru kepada persatuan;
  4. Islam menyerukan agar menunaikan amanat dan menepati janji;
  5. Islam melarang hasad (iri hati);
  6. Islam melarang takabbur dan sombong;
  7. Islam melarang seorang muslim mencari aib orang lain;
  8. Islam menyuruh berlaku adil dan membenci penganiayaan; penyuapan; kesaksian palsu.
  9. Islam memperteguh silaturahim.
  10. Islam menyeru kepada ilmu pengetahuan;
  11. Islam mewasiatkan agar orang baik dengan tetangganya, dan menyerukan juga agar orang tolong menolong dan mementingkan orang lain.

Dengan demikian jelas bahwa nilai keberagamaan dalam Islam mempunyai korelasi positif dengan sikap dan amal baik terhadap sesama manusia, atau dengan kata lain ketakwaan harus tercermin dalam perilaku sosial.

Hadirin rahimakumullah…

Islam memandang baik atau buruknya hubungan seorang muslim dengan orang lain berdampak pada nilai keimanan. Dalam riwayat abu Hurairah Rosulullah SAW bersabda:

لا تدخلون الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا. ألا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم

“Kalian tidak akan masuk surga, sebelum kalian beriman. Dan kamu tidak dikatakan beriman, sebelum kalian saling mencintai satu sama lain. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah Salam di antara kalian” (HR. Muslim)

Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh menyimpan kebencian, dendam permusuhan, atau khianat terhadap orang lain. Orang yang lurus iman dan islamnya, pasti mempunyai jiwa yang bersih, pikiran yang lapang, dan hati yang jujur serta senantiasa mendoakan yang baik untuk orang lain. Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Al Iman wal hayat (Iman dan Kehidupan) melukiskan karakter seorang muslim yang berhati mulia, yakni sanggup menahan amarahnya, walaupun dia kuasa melampiaskannya, suka memberi maaf walaupun sanggup untuk membalas. Berlapang dada walaupun dia yang benar. Orang beriman tiada dengki dan tiada menaruh benci, karena kedengkian dan perasaan kebencian itu adalah benih yang ditaburkan syaitan, sedang cinta dan kasih sayang serta hati yang bersih adalah tanaman dari Tuhan yang Maha Penyayang.

Dalam sebuah hadits shahih riwayat Imam Bukhari disebutkan

عن أبي موسى رضي الله عنه قال : قالوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Dari Abu Musa RA, dia berkata, Para sahabat bertanya “Wahai Rasulullah, Islam manakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “Siapa yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (Shahih Bukhari)

Maksudnya, bahwa muslim yang paling utama adalah seorang muslim yang tidak merugikan orang lain, baik melalui lisan atau tindakannya. Muslim yang dalam kehidupannya sehari-hari tidak pernah merugikan orang lain, tidak mengganggu ketenangan orang lain, tidak membuat kecewa orang lain, bahkan sebaliknya justru bermanfaat bagi orang lain.

Bahkan lebih utama lagi, dia mampu menciptakan kebahagiaan bagi orang lain, sebagaimana sabda Nabi Saw:

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُمَا  قَالَ : إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّ اَحَبَّ الْاَعْمَالِ اِلَى اللهِ بَعْدَ الْفَرَائِضِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُسْلِمِ. (رواه الطبراني)

Dari Ibnu Abbas RA, bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda “sesungguhnya amal yang paling disukai Allah SWT setelah melaksanakan berbagai hal yang wajib adalah menggembirakan muslim yang lain. (HR. Thabrani)

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Membuat gembira orang lain bisa dengan cara mau mendengarkan dengan seksama pembicaraan orang lain, berbicara dengan perkataan yang menyenangkan, senantiasa bersikap rendah hati, tidak merasa yang paling mulia sendiri, menghormati hak-hak orang lain dan sebagainya.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud RA:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟، قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: ” كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ قَرِيبٍ سَهْلٍ“

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: “Maukah kamu aku tunjukkan orang yang diharamkan neraka baginya?” Para sahabat menjawab: “tentu saja wahai Rasulallah!” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab: “(Haram tersentuh api neraka orang yang) Hayyin, Layyin, Qarib, Sahl.” (HR. At-Tirmidzi)

Golongan pertama yang haram disentuh api neraka adalah Hayyin. Yaitu orang yang tidak suka memaki, tidak mudah melaknat, tidak mudah marah, tidak grasa-grusu, dan berwibawa.

Kemudian Layyin adalah orang yang selalu menginginkan kebaikan antar sesama umat manusia. Dia selalu lembut dan santun baik dalam berbuat maupun dalam bertutur kata, tidak suka memaksakan pendapatnya

Seanjutnya Qarib yaitu orang yang akrab, ramah dan mudah diajak bicara, senantiasa menebar senyum jika bertemu dengan orang lain. Sisi baiknya juga, tidak lupa selalu memberi salam, sangat mudah diajak berteman, dan suka menyambung tali silaturahmi.

Terakhir Sahl yaitu orang yang tidak suka mempersulit sesuatu, suka menolong, dan selalu punya solusi di setiap permasalahan yang dihadapi, selalu memudahkan urusan setiap muslim dengan cara yang benar.

Hadirin jama’ah jum’ah yang mulia

Akhirnya, marilah kita senantiasa berusaha dan berdoa agar masing-masing dari kita bisa menjadi pribadi yang baik, membawa berkah bagi diri sendiri dan orang lain. Pun bisa memberikan suatu ucapan atau tindakan yang bisa membuat orang lain merasa bahagia, dihormati dan diperlakukan sebagai seorang manusia. Seandainya belum bisa memberikan manfaat jangan sampai memberikan madhorot. لا ضرر ولا ضرارا Seandainya belum bisa memberikan kontribusi positif maka janganlah merugikan dengan dampak negatif. Sehingga di manapaun kita berpijak, selalu membawa pesan damai lagi menggembirakan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan ridha-Nya kepada kita semua, amin ya Robbal alamin.

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ وَلَكُمْ

disusun dan dikutip dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

Penulis: Redaksi

Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas.
error code: 520