Keutamaan Ramadhan

  • Jumat, 24 Maret 2023
  • 452 views
Keutamaan Ramadhan

Disampaikan oleh Ust. Agung Syarifudin, S.Pd pada Jumat, 24 Maret 2023

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ،

 اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى :

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.

     Pertama-tama marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita terhadap Allah SWT agar kita menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat nanti, kemudian kita panjatkan puja, puji dan syukur kita ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Iman dan Islam dan juga telah memberikan kita kesempatan untuk kembali merasakan suasana bulan Ramadhan pada tahun ini.

            Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang diutus sebagai Rahmat bagi sekalian alam.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah.

            Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah ini bagaikan sebuah modal yang mana jika kita tidak menyadari keutamaannya bisa saja ia berlalu begitu saja, maka pada kesempatan kali ini khatib akan berbicara tentang Fadhilah bulan Ramadhan dan Penghalangnya agar kita kembali bermuhasabah diri, melihat kembali diri kita, seraya memperbaiki amal-amalan kita selama bulan Ramadhan ini.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah.

            Bulan ini, adalah bulan yang sangat istimewa, saya katakan istimewa karena setiap detiknya, setiap menitnya, setiap jamnya, setiap harinya adalah ladang kebaikan. Ibarat sebuah samudera yang didalamnya terdapat banyak ikan dan mutiara, bulan ini adalah bulan yang mana semua orang akan mendapatkan pahala dan kebaikan selama ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Saking istimewanya bulan ini, sampai-sampai dulu Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada para Sahabat menjelang bulan Puasa, beliau bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah menaungi kalian bulan agung yang penuh keberkahan. Allah mewajibkan puasa di dalamnya dan menganjurkan untuk shalat di malam harinya.

            Iya, bulan ini adalah bulan seribu berkah, bulan seribu maghfirah, dan bulan seribu fadhilah. Maka pantas saja jika Rasulullah mengabarkan kedatangan bulan ini dengan segenap rasa gembira.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah..

            Adapun di antara fadhilah atau keutamaan bulan Ramadhan adalah:

Pertama: diturunkannya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia (Baitul Izzah), yaitu pada malam Lailatul Qadar yang merupakan salah satu malam di bulan Ramadhan, terkait hal ini Allah SWT berfirman :

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ(القدر : ۱)

Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) di malam al-Qadr.” [QS. Al-Qadr: 1]

Kedua: Selain itu, di antara fadhilah bulan Ramadhan adalah bahwasannya pada bulan ini dibukakanlah pintu surga, dan ditutupnya pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu”. [Muttafaqun ‘alaihi]

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda :

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi)

           Di antara faktor yang menyebabkan manusia terjerumus ke dalam perbuatan maksiat adalah godaan setan. Di bulan Ramadhan, setan-setan dibelenggu sehingga manusia akan lebih mudah untuk meninggalkan maksiat. Setan-setan dibelenggu dengan rantai agar manusia tidak tergoda untuk melakukan penyimpangan dan kemaksiatan seperti bulan-bulan lainnya. Inilah yang tampak di bulan Ramadhan, banyak manusia tidak melakukan perbuatan kemaksiatan dan beralih melakukan perbuatan ketaatan. Momentum ini sangat tepat bagi kita untuk meninggalkan maksiat dan memperbanyak amal shalih.

Dibelenggunya setan-setan, bukan berarti tidak terdapat maksiat sama sekali di bulan mulia ini, akan tetapi maksiat yang terjadi di bulan ini relatif lebih sedikit dibanding bulan-bulan lainnya . Masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya maksiat, seperti godaan nafsu dan tabiat buruk manusia.

Ketiga: Kemudian di antara fadhilah bulan Ramadhan adalah diberikannya Maghfirah atau ampunan atas dosa-dosa kita. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Barangsiapa yang beribadah pada malam hari bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. [Muttafaqun ‘alaihi]

Tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan, yang bisa dikerjakan setelah melaksanakan shalat Isya.

Selain itu, Tahajud adalah shalat sunnah lainnya yang bisa dikerjakan (idealnya) setelah bangun tidur pada malam hari; baik pada bulan Ramadhan atau tidak. Waktu yang paling baik untuk shalat Tahajud adalah sepertiga malam terakhir.

Adapun shalat Witir adalah shalat sunnah berbilangan ganjil sebagai penutup shalat malam sebelumnya: shalat Tarawih atau shalat Tahajud.

Di bulan Ramadhan, kita bisa memilih melakukan shalat Tarawih atau shalat Tahajud saja. Tapi, alangkah baiknya jika kedua-duanya dilakukan selama bulan Ramadhan.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah..

            Walaupun bulan Ramadhan ini adalah bulan ampunan, bukan berarti semua orang yang masuk ke dalam bulan ini pasti diampuni, karena ternyata ada juga golongan orang-orang yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk mendapati bulan Ramadhan namun mereka menyia-nyiakannya dan melewatinya tanpa mendapatkan ampunan. Bahkan Rasullah menyebutkan kata رَغِمَ أَنْفٌ yang berarti “Celakalah” bagi golongan ini.

            Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa suatu ketika, ketika sedang naik ke atas mimbar, pada pijakan pertama Rasulullah SAW mengucapkan Amin, kemudian pada pijakan kedua beliau juga mengucapkan Amin, demikian pula pada pijakan ketiga beliau kembali mengucapkan Amin. Seusai khutbah para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah! Mengapa Engkau mengucapkan Amîn”. Beliau menjawab: “Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata: “Celakalah orang yang menjumpai Ramadhan lalu tidak diampuni”. Maka aku menjawab: “Amîn”. Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua maka ia berkata: “Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya lalu tidak mengucapkan shalawat kepadamu”. Maka aku menjawab: “Amîn”. Ketika aku menaiki anak tangga mimbar ketiga, ia berkata: “Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya, lalu mereka tidak membuatnya masuk surga”. Maka aku jawab: “Amîn”.

            Di sini yang akan kita ambil adalah poin pertama yang menyebutkan bahwa sungguh celaka bagi orang yang memasuki bulan Ramadhan, tapi ia tidak mendapatkan ampunan sampai berlalunya bulan Ramadhan itu. Lantas apa sebenarnya hal-hal yang membuat seseorang tidak mendapatkan fadhilah bulan yang agung ini?

            Di ataranya adalah berkata bohong, ghibah, memberikan kesaksian palsu, memfitnah, berbicara kotor dan berbuat maksiat. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya, maka Allah tidak butuh kepada (puasanya) yang hanya meninggalkan makan dan minumnya”. (HR. Bukhari)

Sehingga wajib bagi orang yang berpuasa untuk menjauhi ucapan-ucapan kotor, caci maki, juga akhlak-akhlak yang jelek, seperti ghibah (menggunjing), adu domba, dusta atau kebohongan, dan penyakit-penyakit lisan yang lainnya.

Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ’Setiap amal anak adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah, ’Saya sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari dan Muslim )

Orang yang sedang berpuasa wajib untuk menghindari semua hal yang disebutkan, demikian pula ketika sedang tidak berpuasa. Akan tetapi, hal ini lebih ditekankan lagi saat puasa Ramadhan mengingat keutamaan bulan Ramadhan dan ibadah puasa di bulan itu.

Hadirin kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah..

            Demikianlah fadhilah dan keutamaan bulan Ramadhan, dan juga hal-hal yang dapat menjadi penghalang bagi kita untuk mendapatkannya. Maka hendaklah kita berusaha sebaik mungkin untuk meraih keutamaan-keutamaan itu, dan hendaknya kita menghindari hal-hal yang dapat merusak kesempurnaan ibadah kita di bulan Ramadhan ini, karena bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kali kita.

Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang berhasil mendapatkan kemuliaan pada bulan yang mulia ini, Amin ya Rabbal ‘Alamin.

    بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Penulis: Redaksi

Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas.
error code: 520